Pantaskah jarak dan kesempatan harus dipersalahkan atas
buruknya hubungan kita? Ketika mata sulit bertemu, tangan sulit merangkul, dan
kedua bahu sulit bersatu, airmatakah yang menjawab bayarannya ? Rindu yang
seharusnya menjadi alasan untuk bertemu, kini berubah menjadi rasa yang sulit
menyatu. Egoisme menjadi alat untuk mendapat perhatian, namun tanpa sadar ,
itulah yang membusukkan cinta kita.
Kau berubah, sangat berubah. Sudah lama aku jauh dari
perhatianmu. Bahkan aku menangis pun kau tak lagi peduli. Ingin sekali
berteriak kenapa kau tancapkan rasa sedalam ini kalau akhirnya kau pergi? setelah
pengabaian yang kau berikan, apa kau akan meninggalkanku ? Lalu dimanakah
kata-kata manismu yang tertulis rapi dalam layar handphoneku setiap malam
sebagai pengantar tidurku ?
Aku merindukan tawa, aku merindukan canda , aku merindukan
bahagia, darimu tentunya. Sulit kutemukan jawaban atas pengabaianmu selama ini.
Dan sulit pula kutemukan penawar atas segala rindu dan luka yang kau beri.
Sungguh bila ini pertanda akhir kita, akhirilah. Tapi jangan
kau buat luka baru yang cukup membutakan pikiranku atas kamu. Jika memang itu
yang terbaik untukmu, lakukanlah .. jangan tanya perasaanku lagi, karna pasti
bukan hanya sekedar luka biasa yang akan ku derita. Jika memang ada yang lebih
baik dariku untuk mencintaimu, ambillah.. jangan tanya apa akan ada yang lebih
baik darimu dalam mencintaiku, karna seberapa sakit yang pernah kualami
denganmu, aku pernah merasakan hal yang membahagiakanku saat bersamamu,
mendengar kata cintamu. Entah rasa itu memang sebenarnya ada atau tidak, tapi
aku cukup kau buat melayang bahagia. Memabukkan, sebetapapun aku terluka, aku
memaafkanmu. Sebetapapun aku kecewa, aku tak berhenti mengharapkanmu.
Sebetapapun lama kedatanganmu, aku masih disini menunggu. Walau kutahu, kau
takkan datang . Kau takkan menemuiku.
Dalam perpisahan kita nanti, pasti akulah yang tak kuasa
menahan airmata. Bukan untuk mencari perhatianmu, karena kau akan
mengabaikannya. Bukan untuk berpura-pura kesakitan, karna sudah bukan sakit
lagi yang kurasakan. Tapi sebagai bentuk ungkapan terimakasih yang tak mampu
diucapkan bibir ini, atas segala yang pernah kau beri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar