Kamis, 21 Februari 2013

Tuhan Sedang Menuntunku


“aku lelah, aku lelah dengan segenap perasaan ini. Aku muak menjadi pihak yang tersakiti”. Kata itu sering muncul dari hatiku. Topeng-topeng yang berlalu-lalang seakan penuh dramatisasi yang tak ku mengerti. Mereka dengan mudah menyembunyikan pisau setajam belati di punggung mereka, dan mereka tutupi dengan berpura-pura menjadi malaikat bagi siapapun orang dihadapannya. Padahal, pisau itu tergores darah segar yang baru saja hinggap dari hatiku. Lalu, mereka putarbalikkan fakta seakan aku yang menyakiti mereka. Inikah cara mereka hidup dan menemukan kebahagiaannya ?
Mereka yang kumaksud adalah kamu dan dia. Aku tak mengerti sebab-musabab mengapa yang dulu dikata indah harus berubah dengan perasaan yang mencekam ? mengapa kamu yang dulu begitu lembut dan mengerti ku kini berubah  menjadi zombie yang mengerikan dan mencekikku ? mengapa yang dulu saling melengkapi kini menjadi saling memusuhi ? Sedemikian kamu sekarang , melupakan apa yang kita korbankan dulu , apa yang kita sebut cinta , apa yang kita sebut “aku dan kamu itu kita”. Dulu berwarna , sekarang kelabu. Dulu kita berbicara, sekarang membisu. Dulu mendekat, sekarang menjauh. Dulu terasa hangat, sekarang membeku. Dulu tertawa, sekarang menangis.
Hey? Menangis ? sekarang aku tak bisa menangisimu lagi. Mengingat sedemikian kamu membenciku, mengingat sedemikian usahamu melupakanku, mengingat sedemikian kejam kamu perlakukan aku, mengingat sedemikian dekat kamu dengannya dihadapanku. Merasa cemburu pun tidak lagi kurasa. Aku takut ini yang dikata , Tuhan mengambil cinta yang dulu dianugerahkan untuk kita. Tuhan ambil kembali kebahagiaan kita. Tuhan jauhkan lagi kita seperti  dulu saat kita belum saling mengenal. Lalu , mengapa Tuhan ambil segalanya apa yang berharga untukku ?
Tersadar akan itu, terbukalah mataku. Realita pahit ini cambukan dari Tuhan untuk membuatku bangun. Membuatku paham betapa kerasnya duniaku. Membuatku belajar memisahkan sikap mana yang benar-benar baik, atau hanya sekedar simpatisme sesaat yang akan berubah menjadi musuh. Tuhan mengirimku musuh, bukan berarti Tuhan memperumit keadaanku, iya kan ? Tuhan memberiku musuh , karena Tuhan mendidikku untuk bangun. Berdiri dan lihat kedepan bahwa jalan yang harus ku lalui begitu panjang. Bangun dan takkan takut terjatuh lagi untuk membuatku hebat. Bertahan dengan rasa sakit yang menimpa untuk menjadi orang yang kuat. Ya . Terima kasih musuh , melaluimu aku belajar berdiri setelah kau jatuhkan aku berkali-kali. Melaluimu aku belajar untuk mengubah hidupku menjadi pribadi yang kuat, dan merasa berkompetisi yang membuatku berlatih untuk menjadi lebih baik.
Tuhan , ampuni orang yang pernah menyakitiku. Setidaknya mereka pernah memberiku kebahagiaan, walau setelahnya mereka jatuhkan aku perlahan. Setidaknya mereka pernah memikirkanku untuk mengalahkanku. Setidaknya mereka pernah mengorbankanku demi kebahagiaan mereka sendiri. Setidaknya mereka pernah menusukku perlahan dan setidaknya mereka pernah tertawa diatas airmataku. Permudahkan jalan mereka untuk kembali mengingatMu, dan pelan-pelan menjauhi laranganMu. Permudahkan hidup mereka di masa depan dengan tarik kembali karmaMu yang telah Kau rancang untuk membalas perlakuan mereka. Sadarkan mereka agar tidak memakan korban selanjutnya setelahku. Karena mereka juga hambaMu, karena mereka juga ciptaanMu.
Tuhan , terimakasih atas lindunganMu. Terima kasih atas tuntunanMu.

Ini Boneka dan Luka darimu


Manis memang , ketika kedua tawa itu melebur mencerminkan dunia berhak bahagia, ketika air mata yang tercurah terusap dengan jari yang begitu lembut dan terdengar sayup suara : “kamu bisa ! jangan pernah menyerah arungi hidupmu, biarkan ini pahit dahulu dan manis kemudian akan kau petik. Lihatlah dirimu bintangku, kamu wanita kuat. Bahkan hatiku saja tak sekuat hatimu. Sabar sayang, kau tak sendiri, ada aku, ada pundakku yang mau menerima tangisanmu.”
Sempat aku berteriak, dimana kamu yang dulu ? sesulit inikah kamu membaca keadaanku sekarang? Sayangnya, justru kamu menggores beling kaca yang tajam ke hatiku. Pergi. Dengan segenap luapan emosi yang tercermin dari raut mukamu, memalingkan ke wajah lain , tak peduli ada rintihan “aku merindukanmu”. Sungguh lirih rintihan itu, karna tak punya kekuatan berteriak keras, tak punya daya untuk merangkulmu kembali.
Bisa apa aku sekarang, melihat betapa buruk hubungan kita saat ini. Kau terlihat muak mendengarkan suaraku, kau terkesan jijik menatap wajah sayu ku. Aku menghitung jarak antara kita dalam keseharian, dulu hanya dua kaki , satu kaki, satu langkah , dan ... dekat. Sekarang ? 10 kaki lebih jauh, sebisamu semampumu lebih jauh !
Boneka macam apa yang sudah kau mainkan ini ? mau maunya dulu kau jadikan tempat bersandar, berbagi cerita , berbagi tangis dan kau bawa ia terbang setinggi-tingginya, lalu sekarang kau hempaskan , kau ludahi dan kau lupakan sedemikian apa saja yang sudah pernah kau korbankan untuknya, dan apa yang dia korbankan untukmu itu... sampah. Buang semua tentangnya ! buang saja ! toh kamu punya yang lebih segalanya dari boneka itu. Ada boneka barbie yang lebih menawan, lebih mengerti naluri lelakimu, dan boneka barbie itu takkan membuatmu malu kau bawa kemanapun.
Boneka yang remuk itu sudah tak mampu menangis. Sudah tak mampu mengeluh. Sudah tak mampu marah. Sudah tak mampu memberimu arti kembali. Sudah tak ada yang mau mengambil serpihan-serpihan dari reremukannya. Boneka remuk itu hanya mampu berdoa dalam suara lirih, “Tuhan, maafkan dia, Ampuni hamba yang masih saja memikirkannya,  Ampuni segala apa yang pernah terjadi diantara kita.. Jangan buat dia masuk dalam kehidupan yang sulit seperti hamba, jangan biarkan dia menangis karena cinta, entah suatu masa nanti. Jangan Kau beri karma , biar ini menjadi pembelajaran bagi hamba sendiri. Jangan pernah ia merasakan apa yang hamba rasa saat ini  . Dengarkanlah pintaku , Tuhanku Yang Maha Cinta”
Orang berkata, untuk apa kau perhatikan apa yang tidak memperhatikanmu ? untuk apa kau memintanya untuk mendengarmu sedang dia sudah asyik dengan kehidupannya sekarang? Untuk apa kamu berdoa sedang dia gencar berusaha menunjukkan pada semua orang bahwa kau ini barang menjijikkan ?
Tersadar akan pertanyaan itu , aku membuka mata. Dan aku tau, setidaknya aku sudah membuatmu  tersenyum, dan melalui akulah kamu bahagia saat ini.
Demikian karenamu, aku belajar untuk mengumpulkan serpihan boneka ini dan memperbaikinya, hingga sekiranya ada orang yang sudi mengambilnya dengan iba, mengasihinya, dan berjanji tak melukainya sama seperti apa yang telah kamu lakukan terhadapku .

Rabu, 06 Februari 2013

Selamat Tinggal, anandaku


Selamat pagi Cinta….,
Sepeninggalnya malam, Aku terbangun dari mimpi panjang tentang indahnya hidup bersamamu , dan ku tersadar , Cerita itu hanyalah mimpi.
ananda ku…,
Bahagia ini menyertai selalu hari-harimu bersamanya, Kau telah kembali menyatu, memadu kasih sayang , merajut rindumu yang sudah lama usang. Menjalin asa yang pernah terputus oleh waktu.
Aku gembira melihat kamu dengannya, bukan karena aku tak mencintaimu, tapi , karena kau tahu Cinta tidaklah harus memiliki. Cinta kita adalah anugrah dari NYA.
Tak pernah aku pungkiri ,hadirmu disisi ku waktu itu, tidaklah kebetulan, atau hanya sebuah pelarian cinta dariku, kau sangat berarti untuk ku,
Namun…,
Masih ada segumpal hati yang lebih membutuhkanmu, mencintaimu, menyayangimu, dengan segenap jiwa raganya.
Aku mengalah.., bukan untuk kebahagiaannya,
Aku mundur…, karena besarnya cinta ku kepadamu.
Aku tahu…, sebagian hatimu masih terbagi
Aku tak mau.., keraguan itu membunuh cintamu.
nanda sayang…,
Peluk cintamu ,masih membekas di segenap sendi-sendi disekujur tubuhku. Itu tidaklah jadi pengganggu kehidupanku. bahkan itu merupakan hadiah yang sangat berharga darimu. karena aku tahu cintamu padaku tidaklah semu, dan tidak sebatas ucap dibibir manis mu itu.
nanda sayang..,
Berbahagialah bersamanya, temani dirinya mengarungi kehidupan ini, aku ikhlas melepasmu, bukan karena aku tidak mencintaimu namun.., karena besarnya cinta ini padamu
Nanda sayang..,
Bukannya aku sudah tak ingin berjalan menggenggam erat tanganmu lagi , tapi aku sadar sepenuhnya bahwa aku harus kembali ke jalan ku yang sungguh gelap tanpa cahaya sedikitpun . sungguh kamu terlalu istimewa untukku , hingga aku merasa aku tak sepadan dengannya yang lebih pantas bersanding di sampingmu . aku hanya tak kuasa kau genggam tanganku dengan tangan kirimu, sedang tangan kananmu kau memegang erat tangan halusnya .
Hati kecilku tak ingin kamu ikut menanggung bebanku , karna aku tau bebanmu saja cukup membuatmu tertatih. Melihat senyummu adalah bahagia untukku , terima kasih sudah membawaku dalam perasaan dalam yang tak mampu kuungkapkan . ya , hanya mampu dengan beberapa pelukan waktu itu.
Tak usah khawatir aku slalu disini menjaga teguh perasaan indah yang kau beri , yang aku sebut cinta. Apapun kenangan yang telah kita lalui bersama adalah sejarah hidupku yang terindah sayang . dan apabila dia melukaimu , datanglah padaku , berharap aku mampu setidaknya menoreh sedikit senyum di bibirmu. Sayang , jaga dirimu baik-baik , sungguh aku tak ingin melihat kau terluka sedikitpun
Jika ada kata diatas kata CINTA , pasti akan kuungkapkan padamu
Segala kenangan indah yang kita ukir kemaren sudah terpahat kuat di memoriku . aku tak akan  menghapusmu dari hatiku , karena segenap perasaan ini akan mengiringi tiap langkah hari-hariku tanpamu. Sayang , aku tak mengapa , pergi dan bahagialah bersamanya J

Tak Ingin Ada Yang Tau


Hey kamu ! Taukah sekarang aku sedang apa ?
Menangis ? ah ,
Aku hanya sedikit mengeluarkan getah yang keluar dari duri yang tertancap di hatiku sudah lama.
YA ! sudah lama ... cukup lama karena aku sendiri sudah tak mampu menghitung berapa kali aku melakukannya . Hal yang cukup bodoh untuk diketahui siapapun dan aku malu jika ada yang tahu aku melakukannya.
Malu pada diriku sendiri ... bukankah ini resikoku untuk mencintaimu ? lalu mengapa aku menangis ?
Mencintaimu sungguh begitu terasa sulit , namun aku masih berdiam diri dan tak ingin beranjak darimu . Aku berada di pihak yang salah , sangat salah , apabila ada sesuatu yang terjadi antara kamu dengannya dan itu menyakitimu , aku yang seharusnya disalahkan . sungguh aku berada di pihak yang tidak akan benar dihadapanmu bahkan di hadapan orang lain.
Seharusnya kau menolak kehadiranku sejak awal , sehingga aku tak jatuh terlalu dalam untuk mencintaimu .. apalah .. takdir berkata lain nyatanya
Sekarang ? akulah wanita bodoh di dunia ini yang masih ingin bertahan dengan kebodohannya. Apa yang aku tunggu darimu ? merusak hubunganmu dengannya ? kejam sekali diriku . tapi, Tuhan hanya ingin membuatku merasakan cinta kembali dari seorang kaum adam , yang mampu mengobati perih dari orang yang hanya ingin menginginkan manisku.
Aku sungguh tak akan pernah menyalahkanmu , sekali lagi , akulah pihak yang bersalah. Kau hadir saat aku rapuh , kau ulurkan tanganmu dan membantuku berdiri . dan saat kau yakin bahwa aku sudah sembuh , kau ingin melepaskan genggamanmu saat itu . tapi lihat ! aku masih ingin tangan hangatmu memelukku erat !
Kata-katamu terlalu manis untukku , sehingga aku tak mampu meninggalkanmu.
Janji-janjimu cukup membuatku terhanyut dalam mimpi, dan terjaga lelap dalam tidurku
Setiap kali melihatmu dengannya , ku akui aku memang cemburu. Cemburu karena bukan hanya aku yang membuatmu dapat tersenyum , cemburu bukan hanya aku yang kau cinta. Dan setiap kali aku cemburu , selalu saja aku menangis . aku kehilangan diriku yang dulu , wanita yang tak suka airmata. Tapi entah mengapa sejak saat itu , aku selalu menjatuhkan airmata ketika aku takut akan kehilanganmu. Aku selalu menangis ketika terfikir orang yang aku cintai pergi meninggalkanku. Dan setiap kali aku menangis , aku ingin menikmati tangisanku sendiri saja , aku tak ingin kau tau , tak ingin ada yang tau , sungguh cukup aku sendiri yang merasakan pedihnya ini !
Begitu sering , hingga aku berdoa cukup Tuhan saja yang menghitungnya . aku tak kuasa ...
Ketika aku dihadapanmu , aku selalu sembunyikan mata sembabku , aku akan tersenyum kepadamu , walaupun aku tahu kau baru saja tertawa dengannya.

Tuhan , ijinkanlah dia menikmati kebahagiaannya ...
Ijinkanlah dia bahagia.. Ijinkanlah dia merasakan cinta yang bukan dari hamba saja ... dia begitu indah bagi hamba ,Tuhanku .
Apapun akan kulakukan untuk membuatmu cukup tersenyum
Apapun ... yaa .. apapun
Pahit pun itu aku tak peduli karna aku sudah terbiasa menghirup sesak getirnya perasaan ini ...
Semoga ini berujung baik padaku dan padamu agar ada arti dari segala air mata yang jatuh selama ini untukmu .. sungguh agar air mataku yang sudah tertumpah tak sia-sia .. walau aku tiada arti untukmu , yaa aku tau , dialah satu-satunya wanita yang membuatmu melihatnya begitu berharga , dan tak sedemikian itu padaku ...
Maaf sayang ,terlalu sering aku mengganggumu sehingga aku tak berani ungkapkan bahwa saat ini aku menangisimu ... terlalu sering aku menangisimu hingga aku melemah ... tak berdaya dan tak ingin ada yang tau , cukup aku dan Tuhanku yang tau...