Senin, 09 Juni 2014

Sepuluh Pertama


Untukmu, pria yang menawan.

Bagai sebuah pelabuhan, tempatku pada akhirnya berpulang. Tanpamu kapal-kapal rentetan kata hati ini akan terombang-ambing di tengah lautan, yang tak tahu kemana arah lajur gelombang. Tempatku menjadikanmu untuk sebuah alasan, atas penantian yang sebelumnya seakan mengambang. Gambaran nyata sosokmu hadir dalam rengkuhan, yang tak lagi hanya menjadi sebuah rapalan tangan dalam ceritaku untuk berjuang.

Sayangku, pria yang rupawan.

Terimakasih untuk semua cinta yang masih aku anggap sebuah kejutan. Terimakasih telah meluapkan segala perasaan. Terimakasih atas tulusnya cinta yang mengikat pada keikhlasan. Terimakasih atas cerita-cerita kecil yang terpasung menciptakan sebuah harapan.

Selamat tanggal sepuluh pertama, detik indah kata-kata pengikatku bersamamu meluap bersama desir angin malam kala itu yang membawa serta hatiku melayang di udara, atas dasar namaku dan namamu, atas dasar hatiku dan hatimu. Sertakan kisah ini menjadi sejarah romansa asmara yang terlukis di langit Tuhan, membawa ikatan kita menjajaki waktu untuk masa yang akan lama. Semoga. Aamiin.

Semarang, 10 Juni 2014

Bersama aroma wangi tubuhmu,

Nur Fikasari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar